Pernyataan
yang paling sering saya dengar adalah: kok bisa sih kamu nulis 1 buku, Mi?
Actually, I
have a big-big secret yang mungkin bisa jadi berguna jika saya bagi untuk umum
tentang gimana caranya saya nulis. Sebetulnya novel saya, Under The Same
Sky, That Day, ini bukan novel pertama yang saya hasilkan. Dulu sekali sewaktu SMP saya sudah pernah
membuat satu novel utuh yang saya kirimkan ke Mizan (namun karena abal-abal
akhirnya dikembalikan oleh penerbit :p).
Selanjutnya saya ketagihan membuat novel, dan alhasil saya malah jadi
nggak bisa balik lagi ke basic saya, menulis cerpen, saking saya lebih sering
terbayang sebuah kisah dengan banyak tokoh dan konflik di dalamnya.
Kenapa saya
akhirnya bisa bikin buku?
Dan kenapa
pula saya, yang bisa disebut sebagai penulis pemula, dengan lagak sok tahu
berbagi pengalaman?
Oke, bukan
sok tahu juga, sih. Dorongan dari kakak
sepupu sayalah yang membuat saya ingin menjadi sok tahu. Sok bisa nulis novel,
walaupun baru satu yang diterbitkan. Lebih baik sok tahu daripada sok mengajari
bukan? Karena setidaknya dengan sikap
sok tahu ini, saya ingin membagi pengalaman menulis dengan siapapun yang mau
membaca, karena siapa tahu saya malah bisa menambah ilmu dari apa yang saya punya.
Setiap orang
punya style sendiri, itu yang saya percaya.
Namun sering kali orang bingung menentukan apa yang terbaik untuknya,
agar dia bisa menghasilkan suatu karya, atau sebut saja novel, yang benar-benar
sampai tamat. Jujur, saya juga heran
kenapa saya bisa membuat satu buku pada awalnya, saat saya akhirnya berhasil
menamatkan novel pertama saya. Apa sih
yang sebetulnya bisa membuat seseorang bisa menamatkan menulis novel?
Tagar hari
ini adalah: #YourFirstNovel